Kebohongan NASA
Bukti pertama adalah soal foto astronot. Dalam acara Fox tersebut, diungkapkan bahwa foto astronot seharusnya dilatari oleh bintang dan benda langit lain. Tapi, latar itu tak ada.
Dalam sebuah kesempatan yang membahas segala kejanggalan pendaratan manusia di Bulan, salah satu ahli astronomi bernama Phil Plait, mengemukakan kejanggalan foto pendaratan Armstrong.
Pada foto yang selama puluhan tahun telah terpublikasi ke seluruh dunia itu, sama sekali tidak nampak keberadaan bintang di langit.
“Tidak ada atmosfir di Bulan, dengan demikian seharusnya bintang-bintang yang terlihat dari langit di Bulan akan bersinar lebih terang,” kata Plait.
Kedua adalah soal bendera Amerika Serikat yang berkibar. Diketahui, di Bulan tidak ada angin. Menurut Plait, tanpa angin, seharusnya kibaran bendera itu tak ada. Demikian, disiarkan juga dalam program program itu.
Teori konspirasi itu sempat membuat “panas”. Buzz Aldrin, salah satu astronot yang terlibat misi Apollo 11 memukul wajah Bart Sibrel, pembuat film pada program itu. Kala itu Sibrel meminta Aldrin bersumpah di atas Alkitab bahwa ia pernah mendarat di Bulan.
Beberapa lama setelah program itu, Badan Penerbangan dan Antariksa NASA mengeluarkan pernyataan resmi di situs webnya. Intinya, NASA mengatakan bahwa pendaratan di Bulan benar adanya.
Dalam pernyataan bertajuk “The Great Moon Hoax” tanggal 23 Februari 2001, NASA menerangkan beberapa hal yang dipertanyakan dalam program Fox serta menyajikan bukti pendaratan di Bulan.
Soal tak adanya bintang, misalnya, NASA menyatakan bahwa hal yang sama pun bisa terjadi pada foto yang dibuat di Bumi. Kamera sulit mengabadikan spacesuit yang terang dan bintang yang relatif redup sekaligus dalam satu foto.
Tentang bendera, NASA menyatakan bahwa kibaran tak selalu diakibatkan oleh angin. Saat menancapkan bendera di tanah Bulan, astronot memutar tiangnya. Hal ini, menurut NASA, akan mengakibatkan bendera berkibar.
NASA juga menyatakan bahwa para astronot tidak kembali ke Bumi dengan tangan kosong. Astronot membawa batuan Bulan yang bisa dibuktikan memiliki karakteristik berbeda dengan batuan Bumi.
Salah satu batuan bulan yang dinamai Big Mulley memiliki kawah-kawah kecil bekas tumbukan meteoroid.
Ada juga bukti kimia pada batuan yang menunjukkan adanya reaksi zat pada batuan saat terpapar sinar kosmik. Ini tak terjadi di Bumi yang punya atmosfer.
Selain itu, ditunjukkan pula jejak sepanjang kurang lebih 50 meter di West Crater, arah timur dari Lunar Modul. Jejak itu adalah perjalanan yang tak direncanakan dalam dua setengah jam akhir misi Apollo.
Nah, apakah NASA benar-benar mendarat di Bulan? Atau, NASA dan Neil Armstrong beserta rekannya hanya berbohong? Apakah benar teori konspirasi itu? Atau jangan-jangan, teori konspirasi itu yang justru merupakankonspirasi?
Apapun, kabar yang menyebutkan bahwa pendaratan manusia di Bulan adalah suatu bentuk teori konspirasi belakangan kembali mencuat.
Semakin banyak pihak dan bukti yang menguatkan keraguan Neil Armstrong pernah melakukan pendaratan di Bulan 43 tahun silam.
Menurut kalangan yang tak percaya, yang sebenarnya terjadi adalah, Armstrong berada di dalam sebuah studio alam buatan di sebuah tempat di Arizona yang sengaja diseting mirip dengan keadaan di Bulan.
Komentar
Posting Komentar